Banyak orang yang salah kaprah dalam memilih produk untuk dibisniskan. Padahal produk yang tepat membuat kita mudah untuk menjualnya. Jika produk mudah dijual dan pangsa pasarnya luas, sangat mudah bagi kita untuk mengembangkan bisnis.
Ini yang jadi salah kaprah pengusaha pemula. Banyak yang memulai bisnisnya dari idealism produk. Misalnya si A, punya produk alat B. Si A memiliki idealis bahwa produk ini akan bermanfaat bagi banyak orang dan pasti laris di pasaran. Padahal dia sendiri belum riset secara detail apakah pasar benar-benar membutuhkan produknya.
Tapi berhubung ia punya idealis, maka ia nekad membisniskan produknya. Akhirnya bulan pertama, kedua, ketiga, sampai lewat setahun ia kelabakan mencari-cari pasar dan mengedukasi masyarakat supaya mau membeli produknya.
Akhirnya si A ngos-ngosan, modal sudah keluar banyak untuk pemasaran, tapi omset tak kunjung didapat. Apalagi profit? Sedangkan biaya operasional terus berjalan dan menyedot modal. Jangan dikira edukasi pasar itu nggak perlu modal gede, loh.
Nah, kejadian seperti si A ini sudah jamak terjadi pada pengusaha newbie. Idealis produk istilahnya. Banyak yang beranggapan bahwa produknya sedang dibutuhkan oleh pasar dan pasti laku di pasaran.Padahal riset market saja belum detail.
Terutama yang baru lulus kuliah tuh. Mentang-mentang dulu lulusan farmasi mencoba-coba berbisnis obat formula baru yang belum tentu ada di pasaran. Dalihnya : di masa depan orang akan membutuhkan produk ini. #laaah
Mentang-mentang lulusan desain, idealis mau bisnis sepatu tenun di Indonesia dengan harga selangit. Katanya orang Indonesia harus mencintai budaya sendiri, makanya harus berani bayar mahal. Padahal kenyataannya orang Indonesia sukanya beli barang fashion dengan harga terjangkau, nggak peduli terbuat dari batik tulis, tenun, songket, dan sebangsanya. Nah lo …
Terus gimana dong?
Tahap awal dalam memulai bisnis itu adalah RISET PASAR. Anda harus benar-benar peka mengamati pangsa pasar yang mau Anda tuju. Anda amati kebutuhan mereka apa, seberapa besar demand (permintaan) pasarnya. Barulah Anda menciptakan produk untuk menjawab kebutuhan mereka dan bisa Anda jual kepada mereka.
Jangan dibalik yah. Bikin produk dulu baru bingung nyari pasarnya kemana.Kalau mau ngotot ya silahkan saja.Tapi pastikan anda punya modal berlebih.Jika modal Anda pas-pasan, jangan coba-coba mengedukasi pasar dengan produk yang belum pernah ada sebelumnya seperti yang dilakukan Steve Jobs saat meluncurkan iPad.
“Tapi impian saya kan pengen punya bisnis produk A. Mumpung belum ada di dunia.”
KAWAN, BISNIS ITU HARUS REALISTIS. BISNIS ITU UJUNG-UJUNGNYA PROFIT. KITA BERBEDA DENGAN ILMUWAN ATAU PENEMU.
Bisnis itu menjual produk yang dibutuhkan masyarakat supaya mendapatkan profit. Ilmuwan itu fokus menciptakan produk baru dan tidak memerlukan profit.
Apakah ada produk yang sukses hasil temuan seorang ilmuwan? Di mana produk tersebut adalah produk baru yang belum ada pangsa pasarnya / market belum teredukasi? Ada. Tapi, ilmuwan membutuhkan dana riset yang tidak kecil jugaloh.
Jadi sebagai pengusaha, adakalanya kita harus mengesampingkan idealisme kita supaya kita mendapatkan profit dan bisnis kita bisa sukses. Nanti jika capital (modal) Anda sudah besar, silakan Anda mewujudkan impian Anda meriset produk sesuai idealisme Anda dan mengedukasi pasar supaya mau membeli dan menggunakan produk Anda.