Entah dari mana mulanya, banyak orang yang mengkerdilkan makna rezeki hanya sebatas gaji. Padahal, beda banget.
Gampangnya, gaji itu bagian dari rezeki, tapi rezeki itu bukan cuma gaji. Paham? Gini deh:
– Gaji itu dari perusahaan, rezeki itu dari Tuhan (Allah)
– Gaji ada slipnya, rezeki tidak ada slipnya
– Gaji itu sudah terduga, rezeki sering tak terduga
– Gaji bisa tertukar, rezeki tidak akan tertukar
– Gaji bisa disangka, rezeki tak bisa disangka-sangka
– Gaji meski besar sering kurang, rezeki meski kecil sering cukup
– Gaji diperoleh dengan berusaha dan bekerja, rezeki diperoleh dengan iman dan takwa
– Gaji ditentukan masa kerjanya, rezeki ditentukan oleh iman dan taqwa nya kepada Allah ta’ala
– Tidak semua orang punya gaji, tapi semua orang punya rezeki
Bahkan, gak cuma itu, ada lho orang yang gajinya besar tapi rezekinya kecil.
Ah, masa? Emangnya ada? Jawab: ada.
Karena orangnya begini:
- Makan gurih, gak bisa, takut kolesterol
- Makan manis, gak bisa, takut diabetes
- Makan asin, gak bisa, takut hipertensi
- Makan kacang, gak bisa, takut asam urat
Nah lho, segala gak bisa. Padahal, gajinya besar.
“Dalam mengejar rezeki, jangan mengejar JUMLAHNYA, tapi kejar lah BERKAHNYA…” (Ali bin Abi Thalib)
Sebaliknya, ada juga orang-orang yang gajinya kecil tapi rezekinya besar. Misalkan:
- Seorang lelaki yang gonta ganti mobil mewah setiap hari, kadang Alphard, kadang Mercy, kadang Ferrari, karena dia kerja di tempat orang kaya sebagai supir pribadi
- Seorang wanita yang tinggal di rumah mewah bak istana dengan segala fasilitas yang serba ada, karena dia kerja di rumah orang kaya sebagai asisten rumah tangga
- Seorang anak yang bisa makan enak setiap hari tanpa harus beli, karena dia sudah dianggap anak oleh orang tua asuh yang kaya …dan sejenisnya.
“Rezeki bukan soal apa yang bisa DIBELI, tapi soal apa yang bisa DINIKMATI.”
Ya. Rezeki adalah yang dipakai, bukan yang dimiliki.
Tak terbayang, jika rezeki cuma dibatasi sebatas gaji, lantas bagaimana nasib para pengusaha yang tidak punya gaji? Masa gak punya rezeki? Ah, ngawur!
Bayangin aja… Penghasilannya gak pasti, kadang untung, kadang rugi.
Omsetnya gak pasti, kadang jutaan, kadang miliaran.
Untungnya gak pasti, kadang jutaan, kadang puluhan juta. Masa depannya gak pasti, kadang untung, kadang untung banget. hehe
Ya. Pengusaha itu tak bergaji. Tapi, bukan berarti tak punya rezeki. Ingat, gaji gak sama dengan rezeki.