Menjadi Tuan Atas pikiran Kita

 

Pernahkah Anda mengamati bahwa kondisi emosi yang Anda rasakan, seperti marah, kecewa, dendam, gembira, sedih, atau bersyukur, itu ikut mempengaruhi juga bagaimana kondisi fisik tubuh Anda?

 

Dan faktanya, selain mempengaruhi kondisi fisik, emosi yang kita rasakan juga ikut mempengaruhi bagaimana kita berpikir dan bertindak yang otomatis juga nantinya akan menentukan hasil yang akan kita peroleh.

 

Itulah mengapa, sangat penting bagi kita untuk menjadi “Tuan” atas pikiran kita sendiri.

 

Nah, untuk bisa menjadi tuan atas pikiran kita sendiri, maka wajib hukumnya kita memiliki suatu kesadaran yang utuh terhadap diri kita sendiri.

 

 

 

Kesadaran yang kita bahas disini mengacu pada keadaan untuk memahami semua aspek yang ada pada diri kita.

 

Baik itu aspek mental, emosional, dan spiritual.

 

Kesadaran kita sebagai manusia sebenarnya sama dengan cara kita melihat dan memandang realitas.

 

Karenanya persepsi, keyakinan, pola pikir, dan nilai-nilai yang Anda pegang saat ini merupakan buah dari kesadaran yang kita jalani.

 

Tahukah Anda, bahwa ternyata kesadaran itu sendiri memiliki tingkatan tingkatan.

 

Jika ditinjau dari segi energi, tingkatan ini menunjukkan seberapa besar energi yang kita akses ketika berada di suatu tingkatan.

 

 

 

Nah, bicara soal tingkatan dan energi kesadaran ini, David R. Hawkins, M.D., Ph.D dalam bukunya yang berjudul “Power vs Force : An Anatomy Of Consciousness, The Hidden Determinants of Human Behavior” mengungkapkan sebuah misteri tentang tingkat kesadaran manusia.

 

Ia melakukan riset selama 20 tahun tentang tingkat kesadaran manusia dan menghasilkan Skala Hawkins.

 

Sebuah skala yang bisa memetakan sampai dimana tingkat kesadaran Anda dalam ukuran perasaan (Marah, Sedih, Syukur, Damai) di kehidupan sehari-hari.

 

 

 

Dalam skala tersebut dipisahkan antara mana energi yang masuk ke dalam energi Power, dan mana yang masuk ke dalam energi Force.

 

Tiap level kesadaran pada tabel tersebut mewakili suatu perasaan yang biasa diakses manusia.

 

Itu artinya, Ketika kita mengeluarkan suatu perasaan, pada saat itu juga kita sedang mengeluarkan energi.

 

Perlu diketahui, bahwa energi Power adalah energi yang biasa kita sebut sebagai energi positif. Sedangkan energi Force adalah energi Negatif.

 

 

 

Nah, dalam hidup sehari hari, kita diharapkan minimal berada di level kesadaran Berpikir.

 

Pada level tersebut, kita diharapkan mampu berpikir dan memahami tiap kejadian yang terjadi pada hidup, termasuk pada diri kita sendiri.

 

Hasil penelitian David Hawkins juga menemukan bahwa, orang yang lebih banyak mengakses energi Force (Kecewa, Marah, Sedih), kehidupannya cenderung berantakan, banyak masalah, dan sejenisnya.

 

Berbeda dengan orang yang sering mengakses energi Power (Berpikir, Syukur, Damai). Orang yang sering mengakses energi Power, kehidupannya lebih tertata dan lebih mudah untuk meraih apa yang mereka inginkan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *