Menu Bukanlah Makanannya

Anda tentunya pernah berkunjung ke restoran atau rumah makan. Iya kan?

Nah, saat di restoran, sebelum memesan makanan, mungkin Anda pernah disuguhi daftar menu dalam bentuk TULISAN.

Pertanyaannya adalah, apakah menu yang Anda pesan adalah makanan yang akan disajikan di atas meja Anda?

Dan apakah menu itu adalah wujud dari makanan yang akan Anda makan?

Tentu saja tidak..

 

Makanan yang Anda pilih di daftar menu tersebut, bukanlah wujud dari makanan yang akan Anda makan.

Kenyataannya, menu berbeda dengan wujud makanan yang akan disajikan di atas meja Anda.

 

Menu itu tadi di ibaratkan adalah Persepsi, atau apa yang kita lihat dari sudut pandang kita, dengan “kaca mata” kita.

Sedangkan makanan yang akan disajikan dan yang akan kita santap adalah kenyataan yang berada di dunia nyata.

Nah, bisa jadi, menu yang Anda pilih dari daftar menu tadi begitu menggoda tampilannya, namun pada kenyataannya malah sebaliknya.

Ketika dihidangkan, makanannya gosong, rasanya tidak enak, dan jauh dari apa yang ada di persepsi kita tentang makanan tersebut saat melihat tampilannya di daftar menu.

 

Nah, di kehidupan pun seperti itu. Seringkali kita tertipu dengan persepsi kita masing masing.

Seringkali kita terjebak pada keyakinan kita masing masing, yang jika saja kita mau untuk berpikiran terbuka, bisa jadi apa yang kita yakini tidak seprti apa yang terjadi sebenarnya.

 

Dalam kehidupan, banyak orang yang ingin mencapai keinginannya dan berkelimpahan, namun terhalang dengan keyakinan keyakinan yang menghambatnya.

Padahal, keyakinan yang menghambat itu sebenarnya hanya menu yang disuguhkan oleh pikiran bawah sadarnya.

Pada kenyataannya, apa yang akan kita temui di lapangan, tidak akan sama seperti persepsi dan pandangan kita.

 

Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika ada orang bijak yang mengatakan bahwa kita ini hidup di dunia kita masing masing.

Bagaimana bisa begitu?

Ya, karena kita hidup berdasarkan pada keyakinan kita masing masing.

Nah, lebih lanjut, filosofi “menu bukanlah makanannya” ini, merupakan salah satu filosofi yang memberdayakan dan memperkaya diri.

Dengan berpegang pada filosofi ini, kita mampu mengakses kesadaran bahwa apa yang ada di pikiran kita, dan rasa keraguan yang muncul ini hanyalah sebatas apa yang ada di pikiran kita saja.

Filosofi ini pada intinya diharapkan untuk membangun kesadaran yang tinggi pada diri kita sendiri.

Sehingga kita tidak melakukan penghakiman penghakiman terhadap diri kita sendiri sebelum berusaha untuk meraih apa yang kita inginkan.

 

Dari filosofi ini, kita tau, persepsi ini, bisa menentukan keputusan keputusan dalam hidup kita. Besar atau kecil.

Karena berkaitan dengan pemaknaan hidup.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *