Sebagai pebisnis online, kita tentunya terus berusaha mencari jalan bagaimana caranya untuk bisa mendatangkan sales bagi bisnis kita. Namun, coba kita evaluasi lagi barangkali kita pernah mengalami hal seperti di bawah ini:
Kita pasti kecewa jika pernah mengalami hal-hal di atas, tapi itu adalah proses membangun bisnis online yang tidak terhindarkan. Jika kita pernah mengalaminya, kita memiliki kesempatan untuk belajar memperbaiki semua hal di atas. Hal di atas terjadi biasanya karena ada yang salah dalam melakukan funneling. Kemungkinan kita salah tahapan dalam mengarahkan konsumen untuk membeli. Jika pelanggan belum kenal sama sekali produk kita, maka tidak perlu diminta langsung membeli. Kita perlu memahami terlebih dahulu apakah konten kita relevan dengan calon konsumen kita. Karena jangankan membeli, bisa jadi produk kita tidak berhubungan dengan calon pelanggan. Oleh karena itu, kita perlu melakukan riset terhadap calon konsumen kita terlebih dahulu. Agar konten yang kita berikan di awal memang sesuai kebutuhan pelanggan. Untuk memahami funnelling yang bisa berhasil akan kami uraikan sebuah contoh funnelling sederhana. Proses ini bisa membantu kita untuk mendapatkan sales dari konsumen yang belum mengenal produk kita sama sekali. 1. Lakukan Riset Pertama, lakukan riset terhadap calon konsumen kita. Atau dalam istilah lainnya adalah customer profiling. Hal ini dimulai dari siapa sebenarnya yang akan membeli produk kita. Contohnya, jika produk kita adalah sepatu olahraga laki-laki, maka kita harus membayangkan siapa kira-kira yang akan menjadi pengguna produk kita. Yang jelas pasti laki-laki, usianya berapa, pekerjaannya kira-kira apa, penghasilan bulanannya berapa, tinggal di mana, hobinya apa, dan seterusnya. Usahakan kita bisa melakukan profiling yang lengkap terhadap calon konsumen. Lalu kita tulis dan uraikan. 2. Membuat Konten Setelah konsumennya kita pahami, kita siapkan konten yang bisa menarik perhatian mereka. Kontennya bisa berupa blog, vlog, video, foto, podcast dan sebagainya. Semua isi konten tersebut harus relevan dengan calon konsumen. Contoh kontennya misalnya:
Dan tema yang sejenis lainnya. Bagaimana cara menjangkau audiensnya? Ada berbagai cara: mulai dari, iklan di FB Ads, Optimasi SEO, bagikan di FB Grup atau WA grup dan lain sebagainya. 3. Lead Magnet Kemudian cantumkan sebuah produk gratisan yang bisa Anda simpan di dalam konten. Contohnya seperti:
Gunanya adalah untuk mendapatkan data dari calon pelanggan kita. Minimal adalah email dan nomor handphone. Ketika mereka mendownload lead magnet kita, mereka harus memberikan email mereka. Di sini kita sudah selangkah lebih dekat dengan calon konsumen. Karena kita sudah memegang kontak pribadi mereka. Berikutnya kita bisa melakukan edukasi terhadap para konsumen ini sehingga bisa mendorong mereka untuk merasa membutuhkan produk utama kita. 4. Produk Utama Yang terakhir, barulah lakukan penawaran produk utama. Dalam edukasi melalui email broadcast atau whatsapp kita bisa memunculkan kebutuhan bagi konsumen. Di situlah produk utama kita masuk. Misalnya kita sudah melakukan edukasi tentang manfaat lari pagi selama seminggu melalui email. Di akhir, kita tawarkan untuk menggunakan sepatu olahraga yang nyaman dan murah dari kita. Cara ini Insya Allah akan efektif karena kita membangun ikatan lebih dulu dengan konsumen, Baru setelah itu melakukan penjualan. |